MANISNYA BUAH KESABARAN DAN MULIANYA PARA ASATIDZ DAN ULAMA
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan mahluknya dengan begitu sempurna dan indah dipandang mata tanpa sedikitpun cacat bentuknya yang mengandung keagungan dalam penciptaannya. Sholawat teriring salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Saw, manusia terbaik sepanjang zaman yang keberadaannya dapat mengubah manusia dari perilaku yang buruk kepada prilaku yang baik, sehingga dunia menjadi tentram oleh nya.
Saya menulis tentang ini karena dilatar belakangi oleh perasaan yang sangat menyedihkan penuh haru dan simpati kepada orang-orang yang selalu melakukan kebaikan dan menjadi teladan dilingkungan masyarakat. Mereka adalah para asatidz, dan ulama yang senantiasa melakukan kebaikan, menyeru masyarakat untuk melakukan kebaikan dan menjauhi perbuatan buruk.
Beban dipundak mereka tidaklah ringan beban yang mereka pikul, sebagai makluk manusia biasa terkadang suka terbesit dalam hati mereka untuk melakukan perbuatan buruk akibat setan terus senantiasa tanpa hentinya menggoda supaya mereka melakukan keburukan sehingga masyarakat menjauhi mereka dan mengabaikan seruannya.
Tentu ini menjadi beban moril yang sangat berat yang mereka rasakan, mereka harus sabar menahan segala cobaan dan ujian dunia yang sangat menggoda dan menggiurkan. Jika ada cobaan dan ujian hal-hal perbuatan buruk menerpa yang sangat berpeluang dilakukan. Namun, mereka lagi-lagi harus bersabar untuk tidak melakukan hal-hal buruk yang sebetulnya bisa saja mereka lakukan dengan leluasa tanpa ada orang yang mencegah dan hanya Allah SWT lah yang tau. Mereka melakukan itu semua karna Allah SWT demi menjaga nama baik, yang menjadi contoh untuk umat demi dapat terus menerus menyeru umat kepada jalan kebaikan.
Semua itu mereka lakukan karena kuatnya keimanan mereka kepada Allah SWT. Mereka itulah para pewaris dan pengganti para Rasul yang berada tingkatan keempat di akhirat kelak(1). Atas bersabarnya mereka yang telah melewati ujian dan cobaan yang mereka terima dan mereka lalui. Tempat mereka adalah surga firdaus sebagaimana firman Allah SWT;
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنّٰتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا ۙ - ١٠٧
Sungguh, orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, untuk mereka disediakan surga Firdaus sebagai tempat tinggal,
18:108
Mereka tinggal bersama dengan para nabi, para shiddiqin, dan para syuhada sebagaimana firman Allah SWT;
وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ فَاُولٰۤىِٕكَ مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنَ النَّبِيّٖنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاۤءِ وَالصّٰلِحِيْنَ ۚ وَحَسُنَ اُولٰۤىِٕكَ رَفِيْقًا - ٦٩
Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (4:70)
Demikian uraian diatas semoga bermanfaat, wallahu'alam.
Referensi ;
1. Ibnu Qoyyim al-Jauziyah, Jalan Orang Shalih Menuju Surga Menuju Terminal Kebahagian Akhir, (Jakarta; Akbar Media, 2015) hal. 221

Komentar
Posting Komentar